Seokarno, Penyambung Lidah Rakyat (1)

Saudara pembaca yang budiman, saya menulis artikel ini supaya para pembaca mengetahui sosok figur dari seorang "Founding Fathers" dari Republik kita yang tercinta. Saya memberi sinopsis dari buku yang saya baca yaitu Soekarno Menggugat! Saya harap sinopsis ini bisa membantu kita dalam mengenal sosok Soekarno yang keras bagaikan batu, namun lembut selembut kapas...

Skenario tahun itu 1923, Soekarno menghadap Rektor ITB dan berjanji tidak lagi ikut-ikutan dalam politik yang berjalan saat itu. Soekarno bukan mengiyakan, namun Soekarno berkata "Saya tidak akan mengabaikan kuliah lagi". Soekarno memang terlahir dari Blitar, kota di Jawa Timur. Sifat keras kepalanya sudah dibawa sejak kecil. Walaupun keturunan Jawa-Bali, namun Soekarno kecil merupakan anak yang berani, pada usia 14 tahun, ia berpacaran dengan seorang teman sekolahnya.

Yang patut diberitahu pada jamannya ialah, bahwa Soekarno merupakan anak didikan asli Indonesia, ia belum pernah menempuh pendidikan luar negeri, yang dirasakan oleh Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir, namun literatur Soekarno berasal dari Sosialis-Komunis seperti Marxisme, dlsb. Literatur barat inilah yang memang berpengaruh dalam kebijakan luar negerinya.

Pertemuannya dengan Marhaen, petani di Jawa barat merubahnya dan mengadaptasikan nilai sosialis-marxis dalam bingkai keindonesiaan. Kita menyebutnya dengan Marhaenisme, keberpihakannya pada orang kecil dan bukannya pada kaum elit jamannya, membuat ia dicintai.

Karier politik Soekarno, pada tahun 1928 belum ada apa"nya. Ia masih kalah populer dibandingkan dengan Budi Utomo, kariernya baru melesat tajam saat 1945, disaat ia membacakan tentang Pancasila saat BPUPKI mengadakan rapatnya. Artikelnya ada di Dasar Negara. masuk dalam PNI, membentuk massa melalui pidatonya yang berapi-api dan bersemangat.

Ia dipercayakan menjadi Ketua Dokuritsu Junbi Inkai sehingga ia dianggap sebagai kolaborator jepang. Dalam wawancara dengan Cindy Adams perihal otobiografinya, ia memang mengakui bahwa dirinya merupakan kolaborator yang digunakan Jepang dalam propagandanya, bahkan ia mempropagandakan Romusha, bersama Syarifudin. Soekarno sangat menyesal dengan perbuatannya.

Bersambung...


1 comment:

Ragil Pembelajar said...

Lanjut Mike.... nyimak dulu... hehehe.... :)

Post a Comment

Peta Pengunjung